Apel Pagi SMA Negeri 1 Gadingrejo ” Menerapkan Filsafat Stoisisme untuk Mengatasi Overthinking di Era Media Sosial” 

Gadingrejo, 18 Februari 2025 – SMA Negeri 1 Gadingrejo menggelar apel pagi dengan tema menarik tentang filsafat Stoisisme sebagai solusi menghadapi overthinking dan tekanan hidup di era media sosial. Acara yang berlangsung di halaman sekolah ini dipimpin oleh M. Ishaq Mushofa, merupakan siswa kelas XI.6 dan dihadiri oleh seluruh siswa kelas X, XI, XII, serta dewan guru.

Dalam kesempatan tersebut, M. Ishaq Mushofa menyampaikan bahwa Stoisisme, sebuah aliran filsafat yang berkembang sejak zaman Romawi, dapat membantu generasi muda mengendalikan pikiran dan emosi.

Dalam pemaparannya, M. Ishaq Mushofa menyoroti bagaimana media sosial telah menjadi faktor utama yang memicu overthinking dan tekanan mental di kalangan generasi muda. Banyak orang bergantung pada validasi eksternal, seperti jumlah like atau komentar, yang sebenarnya di luar kendali mereka. Hal ini sering menyebabkan stres dan ketidakpuasan.

Stoisisme mengajarkan individu untuk fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan, seperti usaha, komitmen, dan pola pikir. M. Ishaq Mushofa menekankan bahwa dengan memahami konsep ini, seseorang dapat menghindari kecemasan yang tidak perlu dan menemukan kebahagiaan dari dalam diri sendiri.
Beberapa prinsip Stoisisme yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Mengenali dikotomi kendali – Memahami perbedaan antara hal yang bisa dikendalikan dan yang tidak.
2. Menghindari skenario buruk yang hanya ada dalam pikiran – Tidak berasumsi negatif tanpa bukti nyata.
3. Berhenti mencari pengakuan dari orang lain – Fokus pada nilai dan tujuan pribadi.
4. Memaknai hidup dengan bijak – Menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran tanpa tekanan untuk memenuhi standar sosial yang tidak realistis.

Dengan memahami Stoisisme, peserta apel diharapkan dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal. Pesan utama yang ditekankan dalam acara ini adalah bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari opini orang lain atau pencapaian materi.

Apel pagi hari ini mendapat respons positif dari para siswa, yang antusias mendengarkan dan berdiskusi mengenai bagaimana Stoisisme dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengendalian diri, mereka diharapkan mampu menghadapi era digital dengan lebih bijak dan percaya diri.